Tag Archives: Kael Leather Goods

Ungkapan “hidup tak selalu semulus drama Korea” kini semakin populer. Drama Korea sering menampilkan kehidupan yang glamor dan penuh romansa, membuat banyak penggemar memimpikan hal serupa. Namun, kenyataannya jauh berbeda. Korea Selatan memiliki sisi lain yang jarang terekspos di layar kaca. Berikut Sahabat Kael Leather Goods beberapa fakta menarik yang mengungkap realita sebenarnya.

1. Budaya Kompetitif dan Tekanan Sosial yang Tinggi

Di Korea Selatan, ada budaya merasa bersalah jika beristirahat. Menurut YouTuber Priscilla Lee, yang berasal dari keluarga Korea, tekanan ini sangat terasa sejak sekolah hingga dunia kerja. Masyarakat terbiasa hidup dalam persaingan ketat dan selalu merasa harus produktif setiap saat.

2. Obsesi terhadap Universitas Bergengsi

Pendidikan menjadi prioritas utama di Korea. Orang tua sering memaksa anak mereka untuk belajar tanpa henti demi masuk ke universitas ternama. Fenomena ini tergambar dalam drama “Sky Castle”, yang mengungkap tekanan luar biasa yang dialami siswa demi masuk perguruan tinggi elite.

3. Tingkat Bunuh Diri yang Tinggi

Korea Selatan memiliki angka bunuh diri tertinggi di antara negara OECD. Tekanan akademik, pekerjaan, dan sosial menjadi faktor utama. Banyak siswa yang memilih mengakhiri hidupnya karena tidak lulus ujian masuk universitas. Bahkan, beberapa selebriti Korea juga mengalami depresi hingga bunuh diri akibat tekanan mental yang besar.

4. Penurunan Angka Pernikahan dan Kelahiran

Semakin banyak orang Korea yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki anak karena biaya hidup yang tinggi dan persaingan kerja yang ketat. Akibatnya, tingkat kelahiran di Korea terus menurun drastis, bahkan mencapai rekor terendah sepanjang sejarah pada tahun 2022.

5. Kasus Bullying dan Pelecehan Seksual

Kasus perundungan (bullying) dan pelecehan seksual masih sering terjadi, baik di sekolah maupun di industri hiburan. Beberapa artis Korea bahkan terlibat dalam skandal bullying, yang membuat mereka harus menghadapi konsekuensi sosial yang besar.

6. Jam Kerja Berlebihan

Industri hiburan Korea dikenal memiliki jam kerja yang tidak manusiawi. Aktor dan staf produksi sering harus bekerja lembur untuk menyelesaikan proyek dalam waktu singkat. Bahkan, beberapa asisten sutradara dilaporkan bunuh diri akibat tekanan kerja yang ekstrem.

7. Ketidakadilan dalam Pembayaran Gaji

Bayaran aktor dan aktris di Korea Selatan tidak selalu adil. Beberapa aktor mendapatkan bayaran tetap per episode, tanpa mempertimbangkan jumlah adegan yang mereka jalani. Perbedaan gaji ini sangat mencolok antara artis senior dan pendatang baru.

8. Sulitnya Menjadi Trainee Idol

Menjadi idol K-Pop tidak semudah yang dibayangkan. Proses pelatihan yang panjang, aturan ketat, dan tekanan dari agensi membuat banyak trainee harus menghadapi kondisi mental dan fisik yang berat sebelum debut.

9. Sasaeng, Penggemar yang Terlalu Fanatik

Sasaeng adalah istilah untuk penggemar obsesif yang sering mengganggu kehidupan pribadi artis. Mereka rela menguntit idola mereka, mencari informasi pribadi, hingga melakukan tindakan ekstrem untuk mendekati selebriti favorit mereka.

10. Cancel Culture yang Keras

Di Korea Selatan, seorang artis harus menjaga citra sempurna. Kesalahan sekecil apa pun dapat berujung pada pembatalan kontrak dan boikot dari publik. Banyak selebriti yang kehilangan karier mereka akibat skandal atau kontroversi kecil yang dibesar-besarkan oleh media dan netizen.

Kesimpulan

Meskipun Korea Selatan terkenal dengan industri hiburannya yang gemerlap, kehidupan nyata di sana tidak selalu seindah yang terlihat di drama. Tekanan sosial, budaya kerja yang keras, serta ekspektasi tinggi dari masyarakat membuat kehidupan di Korea penuh tantangan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa di balik layar, ada realita yang jauh lebih kompleks dan tidak selalu sesuai dengan gambaran dalam drama Korea.

Baca Juga : Tas Kulit Terbaik untuk Mahasiswa di Tahun 2025

Menjadi negara maju adalah sesuatu yang membanggakan, disamping teknologi, pendidikan yang memadai, tentu semua itu didukung oleh kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya. Seperti yang Sahabat Kael Leather Goods kenal negara-negara maju diantaranya, Jepang, Finlandia, Korea, Denmark, dan masih banyak lagi. 

Seperti melansir Huffington Post, ada beberapa kebiasaan-kebiasaan masyarakat di sana yang mampu mendorong negara tersebut, apa saja ya?

1. Gemar Membaca

Seperti yang kita ketahui buku adalah jendela dunia, kebiasaan pertama yang sering dilakukan oleh masyarakat di negara maju adalah membaca. Mulai dari yang muda hingga yang tua, gemar sekali membaca.

Mereka senantiasa mengisi waktu luangnya dengan membaca, hal ini pun terlihat ketika mereka sedang berada di kendaraan umum lho, Beauties.  Menurut World Most Literate Nation Ranked, pada tahun 2016 silam, Finlandia menduduki rangking pertama dalam kegiatan membaca.

Tidak heran masyarakat di negara ini dapat ‘melahap’ 300 halaman buku dalam lima hari. 

2. Menjaga Lingkungan yang Bersih

Kebiasaan masyarakat di negara maju berikutnya adalah menjaga kebersihan. Seperti di Jepang, setelah makan di restoran, mereka tidak bertransaksi memberikan uang kepada pelayan secara langsung, melainkan meletakkannya di atas nampan. 

Di samping itu, kebiasaan masyarakat Jepang juga sangat disiplin untuk membuang sampah di tempatnya. Dan hal tersebut pun masuk dalam peraturan perundang-undangan.

3. Disiplin

Kebiasaan berikutnya adalah disiplin. Hal ini penting sekali untuk kita tiru, Beuaties. Jelas terlihat di negara-negara maju, kebiasaan kecil masyarakat senantiasa mengantri saat hendak menaiki kendaraan umum dan membuang sampah pada tempatnya. 

4. Cinta Kesederhanaan

Kesederhanaan yang dianut oleh negara maju seperti Finlandia dan Jepang, patut untuk kita tiru. Seperti di Jepang, yang minim dengan perabotan rumah tangga. Dan untuk Finlandia yang tidak memikirkan penampilan atau fashion, sehingga masyarakat di sana tidak konsumtif dalam hal berpakaian. 

5. Menghargai Waktu

Seperti yang kita ketahui bahwa di negara maju sangat menghargai waktu. Waktu adalah uang bagi masyarakat di sana. Bahkan ketika sedang memiliki janji dengan seseorang, masyarakat di negara maju akan datang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, begitu pun saat bekerja.

Itulah kebiasaan-kebiasaan masyarakat di negara maju yang perlu kita tiru agar negara kita juga mampu menduduki peringkat negara maju di dunia. 

Baca Juga : 6 Tas Kulit yang Menentukan Kepribadian Anda

Pengendara sepeda motor dituntut untuk lebih memperhatikan riding gear. Sebab, perlindungan utama mereka hanya berasal dari pakaian dan perlengkapan berkendara itu sendiri. Sayangnya Sahabat Kael Leather Goods, banyak pengendara di Indonesia masih kurang peduli terhadap kelengkapan riding gear. Hal ini disebabkan oleh pola keselamatan yang belum menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

Perbandingan Penggunaan Riding Gear di Dalam dan Luar Negeri

Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), bikers di luar negeri lebih disiplin dalam menggunakan riding gear. Mereka tidak berkompromi terhadap keselamatan, bahkan untuk perjalanan singkat ke kantor sekalipun, mereka tetap menggunakan sepatu riding yang melindungi engkel kaki.

Sebaliknya, pengendara di Indonesia cenderung mencari alasan untuk tidak mengenakan perlengkapan keselamatan yang lengkap. Jusri menjelaskan bahwa perbedaan utama terletak pada pola pikir individu. Di luar negeri, riding gear dianggap sebagai kebutuhan, sedangkan di Indonesia masih dianggap merepotkan dan belum menjadi kebiasaan.

Pentingnya Memilih Riding Gear yang Tepat

Jusri menekankan bahwa perlengkapan berkendara sangat krusial untuk keselamatan. Namun, ia mengakui bahwa riding gear yang berkualitas tinggi sering kali terasa berat dan kurang nyaman digunakan, terutama di cuaca panas. Oleh karena itu, pemilihan perlengkapan berkendara yang tepat menjadi kunci utama agar tetap aman dan nyaman.

Trik Menggunakan Riding Gear di Cuaca Panas

Untuk mengatasi masalah kenyamanan, Jusri memberikan beberapa trik dalam memilih riding gear yang tetap efektif dalam melindungi tubuh tanpa membuat pengendara merasa kepanasan:

1. Gunakan Helm yang Sesuai
   • Untuk perjalanan dalam kota dengan kecepatan maksimal 50 kpj, pengendara bisa memilih helm open face sebagai alternatif helm full face.
2. Pilih Jaket yang Nyaman
   • Gunakan jaket berbahan yang dapat menyalurkan udara sehingga tetap nyaman saat berkendara.
3. Gunakan Base Layer
   • Pakailah pakaian dalam atau base layer yang mampu menyerap keringat agar tubuh tetap kering dan nyaman selama perjalanan.

Kesimpulan

Keselamatan berkendara harus menjadi prioritas utama bagi setiap pengendara motor. Penggunaan riding gear yang tepat dapat membantu melindungi tubuh dari risiko kecelakaan. Oleh karena itu, penting bagi setiap pengendara untuk mulai menjadikan perlengkapan keselamatan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari. Dengan begitu, berkendara bisa menjadi lebih aman dan nyaman tanpa harus mengorbankan perlindungan diri.

Baca Juga : Viral Link Video 1 Menit 14 Detik Diduga Mirip Bulan Sutena